JAKARTA - Awan duka menyelimuti Tanah Air. Indonesia telah kehilangan salah satu sosok berjasa, Mochtar Kusumaatmaja adalah Mantan Menteri Luar Negeri Republik Indonesia, meninggal dunia. Minggu ( 06/6 2021).
"Indonesia berduka, salah satu putra terbaik bangsa telah kembali kepangkuanya Selamat jalan Mantan Menteri Luar Negeri RI Pereode (1978-1988)." Ungkap Kemenlu
Seluruh jasa-jasa dan pengorbanmu tidak akan lekang oleh waktu. Abadi di benak dan di hati kami selamanya.
"Menurut informasi dari beberapa sumber, Muchtar Kusumaatmaja meninggal pada pukul 09.15 Wib di Rumah Sakit Siloam. Pada Usia 92 tahun.
"Beliau adalah teladan intelektual bagi masyarakat Indonesia. Karena dalam usia 30 tahun berhasil mewujudkan ide Wawasan Nusantara, yang mensenyawakan daratan dan lautan diseluruh wilayah nasional RI.
Almarhum adalah intelektual dunia, karena UNCLOS tahun 1982 tersebut sangat dijiwai oleh pemikiran dasar Wawasan Nusantara yang Beliau bangun, sehingga meningkatkan kewibawaan dan potensi maritim dari negara-negara pantai, termasuk Indonesia.
"Ia adalah narasumber para pemimpin ASEAN, yang antara tahun 1967-1985 sedang belajar membangun organisasi kawasan, dan secara mendadak harus menyikapi Perang Vietnam, yang berpotensi menghancurkan Asia Tenggara.
"Almarhum Muchtar Kusumaatmaja layak diajukan menjadi Pahlawan Wawasan Nusantara.
'Biografi. Prof. Dr. Mochtar Kusumaatmaja lahir di Batavia Belanda pada tanggal 17 - April 1929, ia adalah salah seorang rekan pendiri MKK. Ia memiliki karir yang panjang dan cemerlang dalam pemerintahan maupun swasta sebagai ilmuwan, pendidik, negarawan dan advokad.
Mochtar Kusumaatmaja menyelesaikan pendidikan S1 Fakultas Hukum Universitas IndonesiaJakarta (1955) S2.Sekolah Tinggi Hukum
Yale, Amerika Serikat (1958) S3. Universitas Pajajaran Bandung (1962) dan yang terakhir - S3. Universitas Chicago, Amerika Serikat (1966)
Karier Beliau juga Cemerlang , Wakil Indonesia pada Kompetensi Hukum laut, Jenewa, Colombo Tokyo, (1958-1961)Wakil Indonesia pada Sidang PBB mengenai hukum Laut, di Jenewa dan New York.
"Sebagai Guru Besar dan Dekan Fakulitas Hukum Universitas Pajajaran ( UNPAD) Bandung. Menteri Kehakiman Kabinet Pembangunan II(1973-1978) dan yang terakhir, Menteri Luar Negeri Kabinet Pembangunan III dan IV(1978-1983 dan 1983-1988)." Pungkasnya.
Tidak Sampai di situ, beliau juga merupakan narasumber para pemimpin ASEAN, yang antara tahun1967 - 1985 sedang belajar membangunorganisasi kawasan.
Bahkan pada saat itu, ASEAN harus secara mendadak harus menyikapi perang Vietnam, yang berpotensi menghancurkan kawasan Asia Tenggara.
"Beliau berhak diajukan menjadi Pahlawan Wawasan Nusantara." Ujar dosen Hubungan Internasional dari Universitad Padjajaran Teuku Rezasyah, Ph.D dalam keterangan kepada Redaksi.
Editor : Agung Lbs